Tuesday, November 22, 2016

5 Kisah lucu sampai miris ini terjadi di SPBU di Indonesia

 Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) baru-baru ini melakukan uji petik terhadap 50 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina, atau 10 persen dari total SPBU di Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Langkah ini dilakukan untuk menyakinkan publik terhadap performa dan keakuratan SPBU.

Staf Bidang Penelitian YLKI Koordinator Lapangan, Natalia Kurniawati mengatakan uji petik tersebut tidak hanya menguji keakuratan takaran, tapi juga mengevaluasi seluruh pelayanan SPBU termasuk toilet dan musala.

"Pengujian dilakukan pada 27 September 2016 hingga 22 Oktober 2016. Sebagian besar hasil takaran SPBU dalam pengujian ini masih dalam batas toleransi standar metrologi legal (2 nozzle dari 229 nozzle yang diuji) dan jika menggunakan standar Pertamina ada 20 nozzle dari 229 yang diuji," ujarnya saat acara 'Launching dan Talkshow Hasil Uji Petik, Takaran serta Standard Layanan di SPBU' di Hotel Acacia, Jakarta.

Menurutnya, dari hasil uji petik tersebut, juga didapat keluhan masyarakat terhadap pelayanan SPBU Pertamina khususnya keberadaan toilet dan musala. "Jika mengacu pada 2 fasilitas utama sering dibutuhkan konsumen, toilet hanya 6 SPBU dari 48 SPBU yang memenuhi harapan dan 4 musala dari 48 SPBU yang sesuai ekspektasi konsumen," jelas dia.

Selain dua keluhan di atas, YLKI juga menemukan ulah unik konsumen dalam membayar Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU. Berdasarkan penuturan petugas SPBU, ada sejumlah konsumen menggunakan KTP, STNK hingga telepon genggam sebagai alat gadai apabila konsumen tidak memiliki uang saat membeli bahan bakar.

Bagaimana detail pratik ini? Selain itu, dari pengamatan merdeka.com, ada sejumlah hal lain yang terjadi di SPBU. Apa saja? Berikut rangkumannya. BEST PROFIT

No comments:

Post a Comment